Kamis, 24 Januari 2013

SAMSUNG GALAXY S III MINI vs GALAXY S III

Dewasa ini, semakin banyak jenis-jenis smartphone berbasis Android yang diproduksi di Indonesia. Salah satu faktor penyebabnya tentunya karena semakin banyaknya pengguna smartphone berbasis Android tersebut di Indonesia. Beberapa pekan lalu, Samsung secara resmi memasarkan tipe baru smartphone-nya di Indonesia, yaitu SAMSUNG GALAXY S III MINI. Dari namanya sudah terdengar tak asing lagi bukan?

Ya benar, ini merupakan versi lanjutan dari SAMSUNG GALAXY S III, namun dengan ukuran yang lebih kecil dan tentunya harga yang lebih terjangkau dari pendahulunya tersebut. Dan, tentu saja ada beberapa fitur dan spesifikasi yang "terpaksa" sedikit diturunkan untuk menyesuaikan dengan harganya.
Nah, langsung saja yuk kita lihat perbandingan spesifikasi dari keduanya.

Samsung S III vs Samsung S III Mini

Dari sisi penampilan, perangkat ini hampir mirip, dimana kesan solid, stylish, dan elegan tetap terlihat, sehingga karakter Samsung Galaxy S III masih bisa kita rasakan. Bahkan dengan desainnya yang mini, membuat si 'Mini' ini terasa pas dalam genggaman tangan dan kantong. Selain itu, si 'Mini' ini juga termasuk ramping dan cukup ringan.

Selain itu, fiturnya pun tidak mengecewakan dan bisa kita jadikan alternatif pengganti Samsung Galaxy S III yang terbilang mahal. Kabarnya Samsung Galaxy S III Mini dipasarkan dengan harga berkisar 3,5 juta rupiah. Cukup terjangkau bukan.

Bagaimana? Tertarik mencoba gadget baru ini? ^^

Minggu, 20 Januari 2013

Display Design

Haihai~ Apa kabar semuanya? Kali ini, saya akan membahas tentang 6 prinsip dalam perancangan sebuah tampilan (Display). Enam prinsip ini sebenarnya mirip dengan "Delapan Aturan Emas Desain User Interface", jadi prinsip-prinsip ini merupakan prinsip yang dapat kita gunakan dalam merancang atau menilai suatu rancangan sebuah tampilan.

Keenam prinsip ini merupakan kategori prinsip perancangan menurut Mullet dan Sano (1995), yaitu:
  • Elegan dan sederhana: kesatuan, dipikirkan dengan baik, dan cocok.
  • Skala, kontras dan proporsi: kejelasan, harmoni, aktivitas, dan pembatasan.
  • Organisasi dan struktur visual: pengelompokan, hierarki, hubungan, dan keseimbangan.
  • Modul dan program: aplikasi yang fokus, fleksibilitas, dan konsisten.
  • Gambar dan representasi: kesegeraan, keumuman, kohesi, dan karakterisasi.
  • Gaya: keunikan, keterpaduan, kelengkapan, dan kesesuaian.
Prinsip-prinsip tersebut tidak lah mutlak harus kita gunakan semua, prinsip tersebut hanya sebatas untuk membantu kita dalam perancangan suatu tampilan, misalnya tampilan sebuah halaman website. Penilaian setiap orang pun dapat berbeda-beda, mengingat selera yang bisa berbeda di antara satu orang dengan orang lainnya.

Sebagai tambahan, saya akan sedikit membahas mengenai Metrik Kompleksitas Tampilan yang juga bisa kita gunakan sebagai pedoman dalam mendesain sebuah tampilan.
Empat metrik untuk display alfanumerik oleh Tullis (1997):

  • Overall Density: jumlah tempat karakter yang digunakan sebagai persentasi dari tempat yang tersedia.
  • Local Density: rata-rata jumlah tempat karakter yang digunakan dalam sudut visual lima derajat di antara setiap karakter, dinyatakan sebagai persentasi dari tempat yang tersedia dalam lingkaran dan dibobot dengan jarak dari karakter.
  • Grouping: jumlah karakter yang “terkoneksi”, di mana koneksi adalah pasangan karakter yang terpisah dengan dua kali rata-rata jarak antara masing-masing karakter dan tetangga terdekatnya. Rata-rata sudut visual yang berhadapan dengan kelompok, dan dibobot dengan jumlah karakter di kelompok.
  • Layout Complexity: kompleksitas distribusi jarak horizontal dan vertikal dari tiap-tiap label dan item data dari titik standar pada tampilan.
Supaya lebih mudah dimengerti, sebaiknya kamu bisa langsung mencoba menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam menilai tampilan dari sebuah halaman website, misalnya Facebook yang tentunya sudah tak asing bagi kalian semua. Bagaimana menurut kamu tampilan dari Facebook jika dikaitkan dengan keenam prinsip di atas? Semoga bermanfaat! ^^